Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Blogger Mahasiswa Kediri

Cara Menghitung Zakat Pada Akad Mudharabah

Cara Menghitung Zakat Pada Akad Mudharabah
Cara Menghitung Zakat Pada Akad Mudharabah - Mahasiswa Kediri Raya


Jenis-Jenis Zakat Mudharabah

Ada dua jenis pembiayaan mudharabah menurut Muhammad 2014. Jenis pertama disebut Mudharabah Muthlaqah, yang digunakan untuk kegiatan usaha tanpa ada batasan jenis usaha, waktu, dan wilayah. Jenis kedua disebut Mudharabah Muqayyadah, yang memiliki batasan dan batasan berdasarkan perspektif perdagangan tertentu. Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana dan pengelola dana. Mereka sepakat tentang bagaimana membagi keuntungan dari bisnis.

Syarat Dan Ketentuan Zakat Mudharabah

Mudharabah adalah cara seseorang yang memiliki uang untuk memberikannya kepada orang lain yang tahu bagaimana menginvestasikannya dan menghasilkan lebih banyak uang. Mereka berdua sepakat untuk berbagi keuntungan atau kerugian yang berasal dari investasi. Untuk membuat perjanjian ini, ada aturan dan kondisi tertentu yang perlu diikuti. Mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis: penyerahan uang tanpa syarat dan penyerahan uang terbatas. Ini seperti memberikan jenis pajak khusus yang disebut zakat.

Zakat hanya diwajibkan bagi umat Islam dan itu adalah salah satu praktik penting dalam Islam. Mudharabah dapat dilakukan dengan berbagai jenis barang seperti uang, barang, atau bahkan hewan.

Rumus Perhitungan Zakat Mudharabah

Zakat adalah jenis amal khusus yang diberikan umat Islam untuk membantu orang lain. Untuk menghitung zakat, Kalian perlu mengetahui berapa banyak uang dan barang yang Kalian miliki. Jika Kalian memiliki uang yang cukup, yang disebut nisab, maka Kalian harus mengeluarkan 25 persennya sebagai zakat. Tapi Kalian tidak harus menghitung hal-hal seperti makanan, pakaian, dan rumah Kalian saat menghitung zakat. Ada berbagai cara untuk menghitung zakat, seperti menggunakan rumus khusus untuk saham yang Kalian miliki.

Penting untuk menghitung zakat dengan benar agar uang Kalian bersih dan berkah. Ada kalkulator online yang dapat membantu Kalian mengetahui berapa banyak zakat yang perlu Kalian berikan.

Cara Menghitung Zakat Mudharabah

Perhitungan zakat pada akad mudharabah cukup kompleks karena melibatkan pembagian keuntungan antara pemilik modal (shahibul mal) dan pengelola modal (mudharib). Zakat yang harus dikeluarkan dalam akad mudharabah adalah zakat atas bagian keuntungan yang diterima oleh pemilik modal.

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung zakat pada akad mudharabah:

  • Identifikasi Proporsi Bagi Hasil: Tentukan proporsi bagi hasil (profit-sharing ratio) antara pemilik modal dan pengelola modal. Misalnya, pemilik modal mendapatkan 80% dari keuntungan, dan pengelola modal mendapatkan 20%.
  • Kumpulkan Informasi Keuntungan: Dapatkan informasi tentang total keuntungan yang diperoleh dari akad mudharabah selama satu tahun.
  • Hitung Bagian Pemilik Modal: Hitung bagian pemilik modal berdasarkan proporsi bagi hasil yang telah ditentukan. Misalnya, jika total keuntungan selama satu tahun adalah 100.000, dan pemilik modal mendapatkan 80%, maka bagian pemilik modal adalah 80.000.
  • Hitung Zakat: Hitung zakat atas bagian keuntungan yang diperoleh pemilik modal. Zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari bagian tersebut.

Contoh perhitungan:

Misalnya, dalam akad mudharabah, pemilik modal mendapatkan 80% dari keuntungan, dan total keuntungan selama satu tahun adalah 100.000.

  1. Bagian pemilik modal = 80% x 100.000 = 80.000

  2. Zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari bagian pemilik modal.

    Zakat = 2,5% x 80.000 = 2.000

Jadi, zakat yang harus dikeluarkan pada akad mudharabah dalam contoh tersebut adalah 2.000.

Penting untuk diingat bahwa perhitungan zakat dapat bervariasi tergantung pada persentase bagi hasil yang telah disepakati dalam akad, dan mungkin juga bergantung pada waktu pembayaran zakat, apakah setiap bulan, setiap tahun, atau lainnya. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan syariah atau ulama yang kompeten untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut dalam menghitung zakat pada akad mudharabah.

Contoh Kasus lain Zakat Mudharabah :


Ini adalah cerita tentang dua bank yang bekerja sama dengan cara yang khusus. Satu bank dimiliki oleh pemerintah dan mengikuti prinsip-prinsip Islam. Mereka memutuskan untuk bekerja dengan bank lain untuk menginvestasikan uang dan menghasilkan keuntungan. Pemilik uang memberikannya kepada bank lain untuk diinvestasikan di berbagai negara. Mereka mempelajari berapa banyak uang yang dapat mereka berikan untuk amal berdasarkan keuntungan yang mereka hasilkan. Mereka menggunakan metode yang berbeda untuk menghitung ini.

Satu metode mengatakan mereka harus memberikan 25% dari pendapatan mereka, sementara metode lain mengatakan mereka harus memberikan sebagian dari keuntungan mereka. Mereka juga melihat contoh lain tentang bagaimana orang bekerja sama untuk menginvestasikan uang. Dalam satu contoh, seseorang ingin memulai bisnis dan mendapat pinjaman dari bank. Mereka sepakat untuk berbagi keuntungan dari bisnis. Mereka juga melihat kasus di mana seseorang memberikan uang kepada sebuah bisnis dan membagi keuntungannya dengan pemiliknya.

Mereka mengetahui bahwa dalam perjanjian tersebut, orang yang memberi uang mengambil risiko karena bisa kehilangannya. Tetapi jika bisnis menghasilkan uang, mereka akan berbagi keuntungan.

Manfaat Membayar Zakat Mudharabah

Membayar zakat pada akad mudharabah memiliki berbagai manfaat, baik dari perspektif keagamaan maupun ekonomi. Berikut adalah beberapa manfaat membayar zakat pada akad mudharabah:

  • Ketaatan pada Ajaran Agama: Membayar zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Dengan membayar zakat pada akad mudharabah, seseorang menunaikan kewajiban agama dan menunjukkan ketaatan pada ajaran Islam.
  • Purifikasi Harta: Zakat berfungsi sebagai mekanisme untuk membersihkan dan memurnikan harta dari unsur-unsur yang tidak halal. Dengan membayar zakat, seseorang membersihkan harta yang diperoleh dari akad mudharabah sehingga menjadi lebih berkah dan berkah.
  • Keberkahan dan Pertumbuhan Usaha: Membayar zakat dalam akad mudharabah dapat membawa berkah dan pertumbuhan bagi usaha atau bisnis yang dijalankan. Zakat dipandang sebagai investasi keagamaan yang dapat membuka pintu berkah dan rezeki dari Allah.
  • Pembagian Keuntungan yang Adil: Mekanisme pembagian keuntungan pada akad mudharabah menekankan pada keadilan dan keterbukaan. Dengan membayar zakat, pemilik modal (shahibul mal) memberikan kontribusi sosial dengan mendukung pengelola modal (mudharib) dan memastikan adanya keseimbangan dalam pembagian keuntungan.
  • Menyantuni Mustahik: Bagian zakat yang dikeluarkan pada akad mudharabah akan disalurkan kepada mustahik, yaitu golongan yang berhak menerima zakat. Dengan demikian, membayar zakat pada akad mudharabah membantu meringankan beban ekonomi mereka yang membutuhkan.
  • Peningkatan Kepedulian Sosial: Membayar zakat pada akad mudharabah menunjukkan rasa kepedulian sosial dan solidaritas dengan sesama. Hal ini dapat membantu memperkuat ikatan antara anggota masyarakat dan meningkatkan rasa empati terhadap orang lain.
  • Memperkuat Ikatan dengan Allah: Zakat adalah salah satu bentuk ibadah yang mendekatkan diri pada Allah. Dengan membayar zakat pada akad mudharabah, seseorang memperkuat ikatan dengan Sang Pencipta dan menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan.

Selain manfaat di atas, penting untuk diingat bahwa membayar zakat pada akad mudharabah harus dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tulus sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Zakat yang dikeluarkan dengan niat yang baik akan mendatangkan keberkahan dan pahala yang berlipat ganda.

Kelebihan Dan Kekurangan Zakat Mudharabah

Kelebihan dan Kekurangan Tabungan Mudharabah Dibanding Tabungan Konvensional. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan tabungan mudharabah yang perlu Kalian ketahui, terutama jika dibandingkan dengan produk simpanan konvensional. Di bawah adalah beberapa kelebihannya.

  • Keadilan dalam Pembagian Keuntungan: Zakat mudharabah dapat memberikan rasa keadilan dalam pembagian keuntungan antara pemilik modal (shahibul mal) dan pengelola modal (mudharib). Mekanisme bagi hasil yang telah disepakati dalam akad memastikan bahwa kedua pihak berbagi keuntungan sesuai dengan persentase yang telah ditetapkan.
  • Purifikasi Harta: Membayar zakat mudharabah membantu membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak halal dan membersihkan harta dari sifat serakah atau kikir. Ini dapat memberikan berkah dan pertumbuhan bagi harta yang dimiliki.
  • Keterlibatan Sosial: Zakat mudharabah mengakomodasi kewajiban sosial bagi pemilik modal. Bagian zakat yang dikeluarkan membantu menyantuni mustahik dan memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
  • Peningkatan Kesadaran Agama: Melalui zakat mudharabah, pemilik modal diingatkan tentang kewajiban agama dalam menyisihkan sebagian dari keuntungan mereka untuk membantu sesama. Ini dapat meningkatkan kesadaran agama dan kepedulian sosial.
  • Mendorong Inisiatif Kewirausahaan: Zakat mudharabah dapat mendorong orang untuk berpartisipasi dalam akad mudharabah sebagai pengelola modal, sehingga memperkuat inisiatif kewirausahaan dan pengembangan ekonomi.

Kekurangan Zakat Mudharabah:

  • Kompleksitas Perhitungan: Perhitungan zakat dalam akad mudharabah cukup kompleks karena melibatkan pembagian keuntungan antara pemilik modal dan pengelola modal. Ini memerlukan pemahaman yang baik tentang struktur akad dan hukum Islam.
  • Kesulitan dalam Pelaksanaan: Beberapa pemilik modal mungkin mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembagian zakat, terutama jika mereka tidak memiliki pemahaman yang baik tentang hukum Islam atau metode perhitungan yang tepat.
  • Pengawasan dan Transparansi: Dalam praktiknya, pengawasan dan transparansi dalam pembagian zakat antara pemilik modal dan pengelola modal harus dijamin agar tidak ada penyalahgunaan atau ketidakadilan.
  • Risiko dan Keuntungan: Sebagai akad bisnis, zakat mudharabah juga mengandung risiko dan keuntungan seperti bisnis pada umumnya. Tidak ada jaminan bahwa pengelola modal akan selalu mendapatkan keuntungan, dan pemilik modal harus siap menghadapi risiko kerugian.

Meskipun memiliki beberapa kekurangan, zakat mudharabah tetap menjadi salah satu bentuk zakat yang dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan, terutama jika dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan keteladanan dalam semangat kepedulian sosial.

Tips Agar Bayar Zakat Mudharabah Tidak Salah

Agar pembayaran zakat mudharabah tidak salah, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda:

  1. Pahami Prinsip Zakat Mudharabah: Pastikan Anda memahami prinsip-prinsip zakat mudharabah secara mendalam, termasuk perhitungannya dan mekanisme pembagian keuntungan. Jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli keuangan syariah atau ulama yang kompeten untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
  2. Minta Bantuan dari Profesional: Jika merasa kesulitan dalam perhitungan atau pelaksanaan zakat mudharabah, minta bantuan dari profesional yang berpengalaman dalam ekonomi syariah. Mereka dapat membantu Anda dengan perhitungan yang tepat dan menghindari kesalahan.
  3. Buat Rekaman dan Dokumentasi: Selalu buat rekaman dan dokumentasi transaksi zakat mudharabah dengan rapi. Ini akan membantu Anda melacak pembayaran zakat dan memastikan bahwa zakat telah dikeluarkan dengan benar.
  4. Jaga Transparansi: Jaga transparansi dalam pembagian keuntungan dan penggunaan dana zakat. Pastikan bahwa pembagian keuntungan dilakukan sesuai dengan proporsi yang telah disepakati dalam akad dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
  5. Lakukan dengan Niat Ikhlas: Bayarlah zakat mudharabah dengan niat yang ikhlas dan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Niat yang tulus akan membuat zakat menjadi lebih bermakna dan mendatangkan berkah.
  6. Pantau Pengelolaan Modal: Jika Anda adalah pemilik modal (shahibul mal), pantau dengan cermat pengelolaan modal oleh mitra bisnis Anda (mudharib). Pastikan bahwa pengelolaan modal dilakukan dengan profesionalisme dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
  7. Lakukan Evaluasi Reguler: Lakukan evaluasi reguler terhadap akad mudharabah dan pembayaran zakatnya. Jika ada perubahan dalam kondisi bisnis atau perjanjian bagi hasil, pastikan untuk menyesuaikan perhitungan zakat sesuai dengan situasi terbaru.
  8. Pentingkan Pelatihan: Jika Anda berpartisipasi dalam akad mudharabah sebagai mudharib, pastikan Anda memiliki pemahaman yang memadai tentang hukum Islam dan bisnis. Pelatihan tentang ekonomi syariah dan akad mudharabah dapat membantu meningkatkan pemahaman Anda.

Dengan memperhatikan tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa pembayaran zakat mudharabah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga membawa manfaat sosial dan ekonomi yang sesuai dengan tujuan zakat.

Manfaat Membayar Zakat Mudharabah Bagi Pihak Yang Menerima

Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, mualaf, dan sebagainya dengan jumlah serta batasan-batasan menurut ketentuan Islam.

Pihak yang menerima zakat dalam akad mudharabah, yang disebut sebagai mustahik, dapat merasakan berbagai manfaat dari pembayaran zakat tersebut. Berikut adalah beberapa manfaat bagi pihak yang menerima zakat mudharabah:

  • Bantuan Keuangan: Zakat mudharabah memberikan bantuan keuangan kepada mustahik yang membutuhkan. Dana zakat yang diterima dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan.
  • Meningkatkan Kesejahteraan: Zakat mudharabah dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mustahik dengan mengurangi tingkat kemiskinan dan kesulitan ekonomi. Ini membantu mereka untuk meningkatkan standar hidup mereka dan meningkatkan akses terhadap kebutuhan dasar.
  • Pendukung Pendidikan dan Kesehatan: Zakat mudharabah dapat digunakan untuk mendukung akses pendidikan dan kesehatan bagi mustahik. Ini membantu mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan perawatan kesehatan yang layak.
  • Penguatan Ekonomi: Dengan mendapatkan bantuan zakat, mustahik dapat menggunakan dana tersebut untuk mendukung usaha kecil atau bisnis mikro. Hal ini dapat membantu mereka untuk mandiri secara ekonomi dan meningkatkan potensi penghasilan.
  • Mengurangi Beban Finansial: Zakat mudharabah membantu mengurangi beban finansial bagi mustahik, terutama dalam situasi darurat atau bencana. Dengan adanya bantuan zakat, mereka dapat lebih mudah mengatasi kesulitan keuangan yang tidak terduga.
  • Mendukung Perkembangan Sosial: Bantuan zakat mudharabah membantu dalam pembangunan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Ini menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk mustahik dan masyarakat secara keseluruhan.
  • Peningkatan Kualitas Hidup: Dengan adanya zakat mudharabah, mustahik dapat merasakan peningkatan kualitas hidup mereka, baik dari segi keamanan, kesehatan, pendidikan, maupun akses terhadap sumber daya lainnya.
  • Penguatan Solidaritas Sosial: Bantuan zakat mudharabah mendorong terciptanya solidaritas sosial di dalam masyarakat. Dengan membantu mereka yang membutuhkan, masyarakat dapat memperkuat ikatan antaranggota dan menciptakan kesadaran sosial yang lebih tinggi.

Membayar zakat mudharabah dengan benar dan tepat sasaran dapat memberikan manfaat yang besar bagi pihak yang menerimanya. Dengan pemahaman dan pelaksanaan yang baik, zakat mudharabah dapat berperan dalam membangun masyarakat yang lebih berkeadilan dan berdaya saing serta membantu mereka yang membutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Cara Menyalurkan Zakat Mudharabah

Menyalurkan zakat mudharabah merupakan tanggung jawab pemilik modal (shahibul mal) yang akan mengeluarkan zakat dari bagian keuntungannya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyalurkan zakat mudharabah dengan benar:

  • Melalui Lembaga Amil Zakat: Pemilik modal dapat menyalurkan zakat mudharabah melalui lembaga amil zakat yang terpercaya. Lembaga amil zakat bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pastikan lembaga yang dipilih telah memiliki izin resmi dari pemerintah dan dipercayai untuk melakukan distribusi zakat dengan transparan.
  • Langsung kepada Mustahik: Pemilik modal dapat menyalurkan zakat mudharabah secara langsung kepada mustahik atau penerima zakat. Mustahik dapat berupa fakir miskin, yatim piatu, dhuafa, kaum muallaf, atau golongan yang berhak menerima zakat lainnya. Pastikan untuk memberikan zakat kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
  • Program Pengentasan Kemiskinan: Pemilik modal dapat menyalurkan zakat mudharabah melalui program-program pengentasan kemiskinan, seperti program beasiswa pendidikan, program pemberdayaan ekonomi, atau program kesehatan. Program-program ini dapat membantu mustahik untuk mandiri secara ekonomi dan sosial.
  • Bantuan Kemanusiaan: Zakat mudharabah juga dapat disalurkan melalui bantuan kemanusiaan dalam situasi bencana atau darurat. Dalam kondisi-kondisi ini, bantuan zakat dapat membantu korban untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, tempat tinggal, dan perlindungan.
  • Program Infak dan Sedekah: Selain zakat, pemilik modal juga dapat menyalurkan sebagian keuntungannya melalui program infak dan sedekah. Infak dan sedekah adalah bentuk amal yang tidak dihitung sebagai zakat, tetapi tetap memberikan manfaat bagi penerima.
  • Peningkatan Usaha Produktif: Zakat mudharabah dapat digunakan untuk meningkatkan usaha produktif mustahik, seperti memberikan modal kerja, bantuan dalam meningkatkan kapasitas produksi, atau pengembangan keterampilan usaha.

Pastikan untuk menyalurkan zakat mudharabah dengan perhitungan yang tepat dan niat yang ikhlas. Transparansi dan dokumentasi dalam menyalurkan zakat sangat penting untuk memastikan bahwa dana zakat benar-benar sampai kepada mustahik dan digunakan untuk tujuan yang sesuai. Jika perlu, konsultasikan dengan lembaga zakat terpercaya atau ahli ekonomi syariah untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut dalam menyalurkan zakat mudharabah.

Peran Lembaga Keuangan Syariah Dalam Pembayaran Zakat Mudharabah


Lembaga keuangan syariah memainkan peran penting dalam pembayaran zakat mudharabah. Sebagai perantara antara pemilik modal (shahibul mal) dan mustahik, lembaga keuangan syariah memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan menyalurkan zakat mudharabah dengan penuh transparansi dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Berikut adalah beberapa peran lembaga keuangan syariah dalam pembayaran zakat mudharabah:

  • Pengumpulan Zakat: Lembaga keuangan syariah bertugas mengumpulkan zakat mudharabah dari pemilik modal (shahibul mal) berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Lembaga ini harus menjalankan tugasnya dengan transparansi dan akurat dalam menghitung jumlah zakat yang harus dibayarkan.
  • Penyimpanan Dana Zakat: Lembaga keuangan syariah menyimpan dana zakat mudharabah secara terpisah dari dana lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa dana zakat tidak bercampur dengan dana operasional atau dana lain yang tidak berhubungan dengan zakat.
  • Pembagian Zakat kepada Mustahik: Lembaga keuangan syariah bertanggung jawab untuk menyalurkan dana zakat mudharabah kepada mustahik atau penerima zakat. Mustahik harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan hukum Islam untuk menjadi penerima zakat.
  • Pengelolaan Usaha Produktif: Dalam kasus mudharabah yang menjadi objek zakat, lembaga keuangan syariah juga dapat berperan sebagai pengelola modal (mudharib) untuk usaha produktif yang melibatkan mustahik sebagai mitra bisnis. Dalam hal ini, lembaga keuangan syariah memastikan pengelolaan usaha berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan akad yang telah disepakati.
  • Peningkatan Ekonomi Mustahik: Lembaga keuangan syariah dapat memberikan pelatihan, pendampingan, dan dukungan lainnya bagi mustahik untuk meningkatkan kapasitas dan potensi ekonomi mereka. Hal ini bertujuan untuk membantu mustahik mandiri secara ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
  • Pelaporan dan Transparansi: Lembaga keuangan syariah memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan transparan mengenai pengelolaan dan penyaluran zakat mudharabah kepada pemilik modal dan otoritas yang berwenang. Laporan ini harus mencakup penggunaan dana zakat dan dampak sosial ekonomi yang dihasilkan.

Peran lembaga keuangan syariah dalam pembayaran zakat mudharabah adalah untuk memastikan bahwa zakat dikelola dengan baik dan tepat sasaran, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, dan memberikan manfaat bagi mustahik dan masyarakat secara keseluruhan. Penting untuk memilih lembaga keuangan syariah yang memiliki reputasi baik dan memiliki izin resmi dari pemerintah untuk melakukan kegiatan zakat dan keuangan syariah secara sah.

Akhir Kata

Zakat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu zakat harta benda (zakat mal) dan zakat badan (zakat fitrah). Berikut selengkapnya: 1. Zakat Mal. Zakat mal atau zakat harta adalah zakat yang wajib dikeluarkan seorang muslim sesuai dengan nisab dan haulnya.

Nisab merupakan syarat minimum harta yang dapat dikategorikan sebagai wajib zakat. Bagaimana cara menghitung zakat mal? Zakat mal Melansir Kompas.com (7/5/2021), penghitungan besaran zakat mal adalah dengan mengalikan jumlah harta dengan 2,5 persen, dengan syarat jika harta telah memenuhi syarat nisab (jumlah harta benda minimum yang dikenakan zakat).

Bagaimana ya cara menghitung zakat yang benar sesuai Islam? Sebagai seorang muslim, kita perlu memahami bagaimana cara menghitung zakat yang harus dibayarkan.

Zakat fitrah maupun zakat maal. Menghitung dengan adil dan sesuai ketentuan Islam. Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui cara menghitung zakat. Cara Menghitung Zakat Fitrah Menghitung Zakat perdagangan; Untuk menghitung zakat ini, pertama, kamu harus menjumlahkan nilai barang secara keseluruhan saat haul dengan laba bersih. Jumlah tersebut kemudian dikurangi utang serta biaya operasional.

Posting Komentar untuk "Cara Menghitung Zakat Pada Akad Mudharabah"